Ternak Murni Dalam Penangkaran Murai Batu Poligami

- Agustus 01, 2017

Ternak Murni Dalam Penangkaran Murai Batu Poligami

 
Tidak sedikit penangkar murai batu menerapkan system poligami bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghemat induk jantan. Akan tetapi, andaikan diamati, sebagian besar mempergunakan model kawin-cabut. Disaat induk betina A mengeram, induk jantan dijauhkan serta dijodohkan yang dengannya betina B. Lantas tatkala betina B mengeram, induk jantan dijauhkan lagi serta dijodohkan yang dengannya betina C. Demikian seterusnya. Pertanyaannya, dapatkah perkawinan poligami murni diterapkan, di mana satu sangkar diisi seekor induk jantan serta 2 ekor induk betina?
Poligami murni pada murai batu Poligami mursni mampu menghemat sangkar serta induk jantan. (Foto: ETBF) —-
Kalau kacer mampu, tentu murai batu pun mampu, lantaran ramai sekali kesamaan karakter di antara kedua jenis burung tipe fighter ini. Akan tetapi, tidak banyak sekali penangkar yng menerapkan poligami murni pada breeding murai batu. Biasanya mempergunakan model kawin-cabut, semisal di lakukan Om Didik RBBF Gresik,
Salah seorang penangkar murai yng sukses menerapkan poligami murni merupakan Om Edy Susanto, pemilik ET Bird Farm Bandung. Dia punya pertimbangan sendiri dalam menerapkan poligami murni, antara lain :
  • Mampu menaikan kuantitas produksi / anakan murai batu.
  • Mampu menghemat induk jantan, khususnya yng benar-benar mempunyai kualitas.
  • Mampu menghemat sangkar yng dipakai. Karena pada poligami model kawin-cabut, seekor induk betina tetap Perlu menempati kandangnya sendiri.
  • Membuat mudah perawatan serta pengontrolan.
Di alam liar, murai batu memanglah menganut system poligami murni. Pada setiap wilayah teritorialnya, seekor murai batu jantan bisanya didampingi beberapa ekor murai batu betina, dan belasan anakan dari masing-masing murai betina yng ada.
Hal ini dibenarkan sejumlah pemikat murai di perbatasan Sumatera Utara – Aceh. Para pemikat pula mempunyai kebiasaan tersendiri, yakni melepaskan kembali murai jantan serta beberapa murai betina ke habitatnya, supaya orang-orang mampu terus berkembang biak.
Persyaratan sebelum melakukan poligami
Akan tetapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menerapkan poligami murni dalam sangkar penangkaran taklah gampang. Kalau Kamu berniat melakukannya, maka Perlu ada beberapa perlakuan khusus terhadap MB trotol betina sejak saat ini.
Sejak anakan / trotolan, MB betina dipelihara bersama dalam satu sangkar sampai-sampai mabung pertama, serta seterusnya hingga siap menjadi calon induk. Mengingat burung-burung betina ini telah saling mengenal sejak kecil, maka risiko berlangsung perkelahian relatif kecil.
Trotolan murai batu betina Trotolan MB betina sejak kecil dipelihara dalam satu sangkar, —- Murai batu betina sebaiknya dimasukkan ke sangkar penangkaran kalau umurnya telah mencapai 1 tahun, menjadikan organ reproduksinya telah berkembang sempurna. Sedangkan induk jantan lebih tua dari pada burung betina, misalnya 1,5 – 2 tahun.
Yng lebih penting lagi, induk jantan sebaiknya dipilih yng telah pernah kawin serta terbukti bisa atau mampu membuahi telur-telur dari pasangannya yng dulu. Jadi, telah ada bukti andai induk jantan subur atau juga tak gabuk. Kalau mampu, pilihlah induk jantan yang dengannya kondisi emosional yng tak berlebihan.
Memasukkan calon induk ke sangkar
Sesudah burung-burung betina telah berumur 1 tahun, ataupun telah siap dikawinkan, serta induk jantan telah tersedia sesuai yang dengannya kriteria yng dianjurkan, Kamu mampu mengambil dua ekor burung betina serta memasukkannya ke sangkar penangkaran.
Biarkan selama seminggu, agar bisa kedua calon induk betina ini bisa menyesuaikan diri yang dengannya lingkungan sangkar yng baru. Orang-orang telah mengenal satu percis lain sejak kecil, akan tetapi masih asing terhadap suasana sangkar yng baru. Ini dia pentingnya masa adaptasi, serta seminggu telah cukup bagi kedua calon induk bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyesuaikan diri.
Selama menyesuaikan diri, kedua MB betina diberi pakan sebagaimana indukan murai lain-lainnya, yakni voer, jangkrik (30-40 ekor / hari), kroto segar (2 sendok makan / hari), serta cacing tanah (sepuasnya), yng ditempatkan dalam wadah pakan masing-masing.
Pemberian pakan berprotein tinggi ini sekalian dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat burung betina birahi berlebi dulu, menjadikan nantinya mampu membuat mudah proses penjodohan. Kamu pula mampu memberikan BirdMature, supaya kelak lebih tidak sedikit telur yng fertil serta menetas, dan mampu membuat anakan yng baru menetas lebih sehat serta cepat bongsor.
Seminggu sesudah burung betina menyesuaikan diri, kini giliran burung jantan yng dimasukkan ke dalam sangkar penangkaran. Akan tetapi burung jantan masih tetap berada dalam sangkarnya. Jadi, MB jantan bersama sangkarnya dimasukkan ke sangkar.
Ini bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah penyerangan MB jantan terhadap dua ekor betina di sangkar yang telah di sebutkan, lantaran belum saling mengenal. Selama di dalam sangkar, burung jantan pula mendapatkan pakan berprotein tinggi, plus BirdMature.
Poligami murni pada murai batu Butuh pengontrolan ketat pada awal penjodohan. (Foto: ETBF) —- Lantaran dua burung betina lebih dulu birahi serta mampu bergerak lebih leluasa dalam sangkar, orang-orang akan mendekati sangkar burung jantan. Biarkan burung jantan mengenal lebih dekat yang dengannya burung betina selama beberapa hari.
Tak ada ukuran waktu yng pasti, berapa hari keduanya akan berjodoh. Burung betina yng birahi umumnya akan bersiul-siul yang dengannya ngeplong, serta akan terus mendekati burung jantan. Amati juga gerak-gerik burung jantan, apakah dia terlihat proaktif tatkala didekati, ataupun terlihat tenang / nyaman.
Kalau burung jantan serta betina Suka terlihat berdekatan, saling menyanyikan lagu, itu adalah satu dari sekian banyaknya membuktikan orang-orang telah mulai berjodoh. Ini dia saatnya melepas induk jantan ke sangkar penangkaran.
Pelepasan induk jantan sebaiknya di lakukan petang hari, disaat kondisinya mulai gelap, menjadikan tiga ekor calon induk ini akan segera mencari tempat bagi atau bisa juga dikatakan untuk beristirahat.
Walau sebelumnya telah terlihat berjodoh, belum tentu burung benar-benar berjodoh disaat berada di sangkar penangkaran. Jadi, malam itu pula, perhatikan apakah burung jantan menunjukan sikap agresifnya terhadap burung betina, ataupun bahkan burung betina yng proaktif terhadap burung jantan.
Kalau situasi aman, barulah Kamu boleh tidur nyenyak (he.. he..). Akan tetapi, esok hari, monitoring tetap dilanjutkan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memastikan tak ada penyerangan dari satu dari sekian banyaknya pihak, baik burung jantan serta betina. Andai hingga 1-2 hari suasana tetap aman, burung akan kawin pada masa yang telah di sebutkan, ataupun mampu pula beberapa hari sesudahnya.
Poligami murni pada murai batu Sangkar murai batu model poligami murni. Seekor MB betina tengah mengerami telur. (Foto: ETBF) —- Dari model poligami murni yang telah di sebutkan, Kamu pula masih bisa memodifikasinya yang dengannya system kawin-cabut. Andai kebetulan dua induk betina tengah bertelur serta / ataupun mengeram, pejantan mampu dipisah serta dijodohkan yang dengannya dua induk betina di sangkar sebelah.
Ini berguna, Kamu mampu semakin menghemat induk jantan, lantaran 1 jantan mampu mengawini 4 ekor induk betina dalam 2 sangkar. Kelemahannya, Kamu Perlu selalu menjodohkan ulang setiap melakukan kawin-cabut.
Mudah-mudahan memberikan manfaat.

Sumber Rujukan Dan Gambar : http://peternakprof.blogspot.com/2016/11/ternak-murni-dalam-penangkaran-murai.html

Seputar Ternak Murni Dalam Penangkaran Murai Batu Poligami

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Ternak Murni Dalam Penangkaran Murai Batu Poligami