Sejarah Universitas Padjadjaran

- Juli 21, 2017

Sejarah Universitas Padjadjaran

 

Pada tahun 1950-an, di Bandung sebetulnya sudah ada perguruan tinggi semisal Fakultas Teknik serta Fakultas MIPA yng adalah bagian dari Universitas Indonesia (UI) serta Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Akan tetapi, warga atau juga bisa dikatakan masyarakat menghendaki sebuah universitas negeri yng menyelenggarakan pendidikan dari aneka macam disiplin ilmu. Perhatian pemerintah daerah serta pemerintah pusat Amat besar terhadap butuh adanya universitas negeri di Bandung, lebih-lebih sesudah Bandung dipilih menjadi kota penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Oleh lantaran itu, pada tanggal 14 Oktober 1956 terbentuklah Panitia Pembentukan Universitas Negeri (PPUN) di Bandung. Pembentukan PPUN yang telah di sebutkan berlangsung di Balai Kotapraja Bandung. Pada rapat kedua tanggal 3 Desember 1956, panitia membentuk delegasi yng terdiri dari Prof. Muh. Yamin, Mr. Soenardi, Mr. Bushar Muhammad, serta beberapa orang tokoh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Jawa Barat lain-lainnya. Tugas delegasi merupakan memberikan aspirasi rakyat Jawa Barat perihal pendirian universitas negeri di Bandung kepada Pemerintah, DPR Kabupaten serta Kota Besar Bandung, Gubernur Jawa Barat, Presiden UI, Ketua Parlemen, Menteri PPK, malah kepada Presiden Republik Indonesia.
Delegasi sukses melaksanakan tugasnya yang dengannya baik, menjadikan pemerintah melalui SK Menteri PPK No. 11181/S tertanggal 2 Februari 1957, memutuskan membentuk Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri (PNPUN) di Kota Bandung.
Pada tanggal 25 Agustus 1957 dibentuk Badan Pekerja (BP) serta PNPUN yang telah di sebutkan yng diketuai oleh R. Ipik Gandamana, Gubernur Jawa Barat. BP dibentuk yang dengannya tujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempercepat proses kelahiran UN yang telah di sebutkan. Hasil dari BP merupakan lahirnya Universitas Padjadjaran (Unpad) pada hari Rabu 11 September 1957, dikukuhkan didasari PP No. 37 Tahun 1957 tertanggal 18 September 1957 (LN RI No. 91 Tahun 1957).
Lantas didasari SK Menteri PPK No. 91445/CIII tertanggal 20 September , status serta fungsi BP diubah menjadi Presidium Unpad yng dilantik oleh Presiden RI tanggal 24 September 1957 di kantor Gubernuran Bandung.
Adapun nama “Padjadjaran” diambil dari nama Kerajaan Sunda, yakni Kerajaan Padjadjaran yng dipimpin oleh Prabu Siliwangi ataupun Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini merupakan nama yng paling terkenal serta dikenang oleh rakyat Jawa Barat, lantaran kemashuran sosoknya di antara raja-raja yng ada di tatar Sunda disaat itu.
Pada tatkala berdirinya, Unpad terdiri dari 4 fakultas: Fakultas Hukum serta Pengetahuan Warga atau juga bisa dikatakan masyarakat, Fakultas Ekonomi (keduanya berawal dari Yayasan Universitas Merdeka di Bandung), Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP, penjelmaan dari PTPG di Bandung), serta Fakultas Kedokteran.
Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) menjadi perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ serta FKIP melepaskan diri dari Unpad serta masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga serta Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, saat ini Universitas Pendidikan Indonesia).
Dalam kurun waktu 6 tahun, di lingkungan Unpad bertambah 8 fakultas yaitu: Fakultas Sosial Politik (13 Oktober 1958, saat ini FISIP), Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958), Fakultas Sastra (1 November 1958, kini menjadi Fakultas Ilmu Budaya), Fakultas Pertanian (Faperta, 1 November 1959), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG, 1 November 1959), Fakultas Publisistik (18 September 1960, saat ini menjadi Fikom), Fakultas Psikologi (FPsi, 1 September 1961), serta Fakultas Peternakan (Fapet, 27 Juli 1963).
Tahun 2005, Unpad membuka 3 fakultas baru Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK, 8 Juni 2005), Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK, 7 Juli 2005), serta Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP, 13 September 2005).
Selama 2 tahun lantas, Unpad menaikan status 2 jurusan di FMIPA, yakni Jurusan Farmasi menjadi Fakultas Farmasi (17 Oktober 2006), dan Jurusan Geologi menjadi Fakultas Teknik Geologi (FTG, 12 Desember 2007).
Dalam rangka menaikan performa universitas, pada 7 September 1982, Unpad membuka Fakultas Pascasarjana. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S-2 (Program Magister) serta S-3 (program Doktor). Pada perkembangan selanjutnya, Fakultas Pascasarjana statusnya berganti menjadi Program Pascasarjana. Menjadi upaya memenuhi tenaga-tenaga terampil ahli madya, maka Unpad pula menyelenggarakan pendidikan Program Diploma (S-0) bagi atau bisa juga dikatakan untuk beberapa bidang ilmu.
Kepemimpinan di Unpad pun mengalami perkembangan, baik para pejabat, struktur, ataupun bentuk organisasinya. Kepemimpinan yng pertama berbentuk presidium, yang dengannya ketua R. Ipik. Gandamana, Wakil Ketua R. Djusar Subrata, dan Sekretaris Mr. Soeradi Wikantaatmadja serta R Suradiradja.
Selanjutnya pad 6 November 1957 diangkat Presiden Unpad yakni Mr. Iwa Koesoemasoemantri, didasari SK Presiden RI No. 14/M/1957, tertanggal 1 Oktober 1957. Pengambilan sumpah di lakukan di Istana Negara. Dalam pelaksanaan tugasnya, Presiden Unpad didampingi Senat Universitas yang dengannya Sekretaris Prof. M. Sadarjun Siswomartojo, Kusumahatmadja, serta Mr. Bushar Muhammad.
Sejak 1963, sebutan Presiden Universitas diubah menjadi Rektor serta sebutan Sekretaris Universitas ataupun Kuasa Presiden diubah menjadi Pembantu Rektor.
Adapun susunan pejabat Rektor Unpad sejak awal berdirinya sampai-sampai saat ini menjadi berikut.:
1957-1961 Prof. Iwa Koesoemasoemantri, S.H.
1961-1964 Prof. R. G. Soeria Soemantri, drg.
1964-1966 Moh. Sanusi Hardjadinata
1966-1973 Prof. R. S. Speria Atmadja
1973-1974 Prof. Dr. Muchtar K., S.H., LL.M.
1974-1982 Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja
1982-1990 Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M.Sc.
1990-1998 Prof. Dr. H. Maman P. Rukmana
1998-2007 Prof. Dr. H. A. Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., KIC
2007-sekarang Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA.
Kampus Jatinangor
Terinspirasi oleh “Kota Akademik Tsukuba”, Rektor keenam Unpad, Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja menggagas “Kota Akademis Manglayang”, yng terdapat atau terletak di tempat kaki Gunung Manglayang.
Konsep yang telah di sebutkan menjawab permasalahan kampus Unpad yng tersebar di 13 tempat yng berbeda menjadikan menyulitkan koordinasi serta pengembangan daya tampung, selain bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan produktivitas, mutu lulusan, serta pengembangan sarana/prasarana fisik.
Sejak tahun 1977, Unpad merintis pengadaan lahan yng memadai serta tahun 1979 baru disepakati yang dengannya adanya penunjukkan lahan bekas perkebunan di Jatinangor.
Didasari Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, tempat itu meliputi luas 3.285,5 Hektar, terbagi dalam 7 wilayah peruntukkan. Khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk Unpad, wilayah pengembangan kampus di Jatinangor mencakup 175 h.
Secara bertahap, Unpad sudah mulai mengalihkan kegiatan pendidikannya ke Jatinangor sejak 1983, yng diawali oleh Fakultas Pertanian. Lantas diikuti oleh fakultas-fakultas lain-lainnya yng ada di lingkungan Unpad. Pada 5 Januari 2012, gedung Rektorat Unpad resmi pindah ke Jatinangor.
sumber: unpad.ac.id
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber


Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2012/09/sejarah-universitas-padjadjaran.html

Seputar Sejarah Universitas Padjadjaran

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Sejarah Universitas Padjadjaran