Kisah Peternak | Susu Bawa Aceng ke Mekkah

- Agustus 25, 2017

Kisah Peternak | Susu Bawa Aceng ke Mekkah

 
BANDUNG, KOMPAS.com — Ketekunan membawa Aceng (60), peternak sapi perah di Kampung Pajaten, Kelurahan Taruma Jaya, Kecamatan Kertasari, Bandung Selatan, naik haji ke Mekkah. Tidak banyak demi tidak banyak uang hasil perahan susu dikumpulkan sampai-sampai cukup membawa ia serta istrinya, Dedeh (59), ke Tanah Suci.
Pada 30 tahun silam, Aceng masih mempunyai dua ekor anakan sapi. Satu sapi dia bisa dari hasil mengurus sapi milik orang lain. Ia dibayar yang dengannya anakan disaat sapi yng dia urus melahirkan. Tatkala itu, Aceng mengurus sapi sembari bekerja di PT Perkebunan Nusantara VIII.
"Terus saya keluar dari perkebunan. Waktu itu beli anakan lagi pake uang hasil tabungan selama kerja di perkebunan," ucap Aceng disaat berbincang-bincang yang dengannya Kompas.com di rumahnya.
Dua anakan itu lantas dia urus sampai-sampai bisa diperah serta beranak pinak. Berbeda yang dengannya mayoritas peternak lain yng langsung menjual anakan, Aceng memilih memelihara anakan sampai-sampai dewasa. Kini, ayah empat anak itu mempunyai tujuh ekor sapi, lima di antaranya telah bisa diperah.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk diketahui, mayoritas peternak mengeluhkan sulitnya bertahan hidup cuma yang dengannya memerah sapi. Rata-rata, setiap peternak cuma mempunyai dua sampai-sampai tiga ekor sapi perah. "Mereka enggak telaten. Ada anakan langsung dijual. Padahal, kalau sudah punya lima sapi cukup buat hidup, bahkan bisa naik haji," terang dia.
Yang dengannya lima ekor sapinya, Aceng mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 3,5 juta per bulan. "Dulu saya ingin sekali naik haji. Terus sedikit-sedikit saya kumpul uangnya sampai Rp 76 juta buat naik haji sama istri. Terus saya berangkat tahun 2008," paparnya.
Biogas
Dari ratusan peternak sapi perah di kampung penghasil susu perah itu, cuma Aceng yng masih mempertahankan mempergunakan biogas. Sehari-hari, Aceng membuang seluruh kotoran sapinya seberat 100 kg ke lubang penampungan di sekeliling rumahnya. Kotoran itu lantas menghasilkan gas yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk bahan bakar memasak.
Awal mulanya, biogas berukuran 4 x 4 meter hasil bantuan pemerintah tiga tahun lantas itu dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk 10 keluarga. "Tapi, lama-kelamaan mereka enggak mau masukin kotorannya. Langsung disiram aja terus ke sungai (Citarum). Sekarang cuma saya aja yang pake gas itu. Yang lain beli gas," ujarnya.
Sandro Gatra | Erlangga Djumena | Jumat, 1 April 2011 | 10:10 WIB
link: Kompas.com
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber


Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2011/04/kisah-peternak-susu-bawa-aceng-ke.html

Seputar Kisah Peternak | Susu Bawa Aceng ke Mekkah

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kisah Peternak | Susu Bawa Aceng ke Mekkah