10 Anggapan yang Salah tentang Sukses
10 Anggapan yang Salah tentang Sukses | Referensi terbaru di 2017 via web Beternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Beternak. Artikel ini di beri judul 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses. Konten ini untuk anda pembaca setia https://be-ternak.blogspot.com/. Bagikan juga postingan 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Beternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Beternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses di bawah ini dari situs web Beternak.
Siapakah yang bisa digolongkan menjadi alumni Fakultas Peternakan Unpad yang berhasil? Apakah orang-orang yang paling kaya, paling tinggi jabatannya, paling berpengaruh ataupun yang bagaimana? Parameter pengukuran keberhasilan seseorang diluar dugaan tak selalu percis, serta persepsi kita-kita tentang makna berhasil sendiri terkadang dilandasi anggapan yang salah.
Goresan pena dalam blog hadiedadiwiratama setidaknya bisa menjadi tambahan rujukan sebelum kita melanjutkan pemaparan tentang berhasil tidaknya seseorang. Berikut kutipannya, mudah-mudahan berguna.
Pendapat dari kebanykan orang, berhasil itu identik yang dengannya uang, andai mampu menghasilkan uang tidak sedikit serta kaya raya maka dianggap berhasil. Seorang motivator semisal Mario Teguh pun mengatakan kalau laki-laki yang berhasil merupakan yang bisa atau mampu mencari uang lebih dari yang dibelanjakan istrinya. Pada intinya seluruh selalu UUD (ujung-ujungnya uang).
Betulkah berhasil identik yang dengannya gelimang uang? Diluar dugaan tak. Sebuah survey yang di lakukan sebuah majalah di Amerika Serikat menunjukan keseringan bahwasanya berhasil Amat berhubungan yang dengannya pekerjaan. Selain itu, pula berkaitan yang dengannya popularitas serta aktualisasi.
Setiap orang mempunyai definisi yang berbeda mengenai makna berhasil. Seorang dokter akan mengujarkan berhasil andai sukses menyembuhkan pasiennya. Lain lagi bagi seorang guru, dia akan terasa berhasil andai anak didiknya sukses menyerap ilmu yang dia transferkan. Sedangkan Marketer akan mengujarkan berhasil andai produknya sukses diserap pasar. “When the mind thinks of success, the outside world mirrors these thoughts,” kata Remez Sasson.
Disamping itu, masih tidak sedikit yang salah mengerti akan “faktor penyebab” berhasilnya diraih berhasil, antara lain:
1. Menganggap berhasil identik yang dengannya tingkat pendidikan yang tinggi. Kenyataannya, taklah selalu demikian. Tidak sedikit dijumpai orang–orang yang tingkat edukasinya rendah (bukan Sarjana ataupun malah tak hingga tamat SMA) akan tetapi berhasil dalam usaha malah jadi konglomerat. Orang-orang – orang-orang ini mampu berhasil lantaran piawai serta jeli melihat kesempatan yang ada. ”Your mind is the generator of failure, and also the generator of success,” kata Remez Sasson
2. Menganggap berhasil identik yang dengannya tak melakukan kesalahan. Siapa yang tak akan pernah melakukan kesalahan ? Malahan lantaran melalui kesalahanlah, Thomas Alfa Edison berhasil menjumpai listrik. ”Strong people make as many mistakes as weak people. Difference is that strong people admit their mistakes, laugh at them, learn from them. That is how they become strong,” kata Richard Needham.
3. Menganggap berhasil identik yang dengannya kerja yang tanpa adanya batasan waktu. Kerja tanpa adanya batasan waktu, menunjukan bahwasanya orang yang telah di sebutkan tak professional pada pekerjaannya lantaran tak mempunyai time management. Seorang professional, tahu benar kapan Perlu memlai serta mengakhiri pekerjaannya yang dengannya hasil yang paling baik. Professionalism: "It’s NOT the job you DO, It’s HOW you DO the job."
4. Menganggap berhasil identik yang dengannya birokrasi yang telah ditentukan. Di era yang serba praktis, seluruh bentuk birokrasi yang bertele–tele, complicated serta rumit, telah sewajarnya disederhanakan. Lantaran selain tak efisien, pula akan menurunkan produktivitas. “Professionalism knows how to do it, when to do it, and doing it,” kata Frank Tyger.
5. Menganggap berhasil identik yang dengannya petunjuk atasan. Petunjuk dibutuhkan andai acuan kerja belum ada ataupun masih ragu serta bimbang. Kemandirian serta kreativitas tak akan timbul ataupun berkembang andai selalu bergantung pada orang lain. ”Professional are people who do jobs well even when they don’t feel like it”
6. Menganggap berhasil identik yang dengannya keberuntungan. Tanpa adanya bisnis yang ulet, semangat serta serius, taklah barangkali keberuntungan akan mendatangi diri seseorang ibarat hujan emas dari langit. “The golden opportunity you are seeking is in yourself. It is not in your environment; it is not in luck or chance, or the help of others; it is in yourself alone,” kata Orison Swett Marden.
7. Menganggap berhasil identik yang dengannya tidak sedikit uang. Sejujurnya, uang memanglah dibutuhkan akan tetapi andai tak tahu tips memanfaatkannya secara bijaksana maka seseorang tak saja akan menjadi budak bagi uangnya akan tetapi pula tak akan mampu menjadi tuan bagi uangnya. “Money is better than poverty, if only for financial reasons,” kata Woody Allen.
8. Menganggap berhasil identik yang dengannya pengakuan. Logikanya, berhasil yang sebenarnya merupakan didasarkan oleh apa yang tertampak / nyata serta bukanlah dikarenakan oleh pengakuan ataupun penilaian dari orang lain. “There are things to confess that enrich the world, and things that need not be said,” kata Joni Mitchell.
9. Menganggap berhasil identik yang dengannya tercapainya tujuan. Tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai akan tetapi itu bukanlah akhir dari perjalanan. Namun merupakan awal tujuan yang lain. “We are made wise not by the recollection of our past, but by the responsibility for our future,” kata George Bernard Shaw.
10. Menganggap berhasil identik yang dengannya berakhirnya kesulitan. Hidup merupakan perjuangan yang penuh yang dengannya rintangan serta tantangan. Yang namanya kesulitan, pasti akan dialami. Yang menjadi masalah, mau ataupun tak dihadapi. Andai lari dari fakta ataupun tak mau menghadapinya maka hingga kapanpun pula, kesulitan yang telah di sebutkan selain tak akan mampu tersirnakan, kuantitasnya pula akan makin tidak sedikit. “In the middle of every difficulty lies opportunity,” kata Albert Einstein. Sukses ataupun tak dalam hidup ini, Andalah yang tahu ataupun jadi penentunya. “Attaining peace of mind, happiness and good relationships also mean success,” kata Remez Sasson.
Bagaimana anggapan Kamu tentang alumni Fakultas Peternakan yang berhasil?
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber
Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2012/04/10-anggapan-yang-salah-tentang-sukses.html
Seputar 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses
Terima kasih telah membaca 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses. Semoga pos dari situs web Beternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Beternak. Silakan berbagi ulasan 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Beternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Beternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Beternak di bawah. Demikan dan sekian tentang 10 Anggapan yang Salah tentang Sukses. Dan Assalamualaikum pembaca Beternak.