Kisah Sayyidina Ali Membagi Warisan Unta

- November 23, 2017

Kisah Sayyidina Ali Membagi Warisan Unta

 
Alkisah, seorang guru sufi yng shaleh terasa yakin bahwasanya ia telah hampir hingga di batas akhir usianya. Ia lantas memilah-milah harta yng dimilikinya didasari hukum agama, serta menyisakan tujuh belas ekor unta bagi atau bisa juga dikatakan untuk diwariskan kepada murid-muridnya. Ihwal warisan yang telah di sebutkan, ia pun menulis wasiat yng berisi perintah pembagiannya, yaitu: murid tertua mendapatkan 1/2 dari jumlah warisan, yng berusia di pertengahan antara yng tertua serta termuda mendapatkan sepertiganya, serta yng termuda mempunyai sepersembilannya.
Sang Guru akhirnya wafat serta wasiatnya pun dibacakan. Sebagian dari muridnya menganggap bahwasanya wasiat yang telah di sebutkan adalah tuntunan supaya tetap melindungi warisan Sang Guru secara utuh serta bersama-sama. Sebagian lagi bertanya kepada pihak lain, yng lantas memberikan saran supaya orang-orang membagi warisan setepat barangkali. Seorang hakim malah menyarankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjual unta-unta yang telah di sebutkan, lantas membagi perolehan uang sebagaimana Sang Guru wasiatkan. Murid-murid yng lain ada pula yng secara ekstrim menganggap warisan yang telah di sebutkan tak sah lantaran pembagiannya tak bisa dilaksanakan.
Para murid akhirnya tersadar, bahwasanya barangkali ada kebijaksanaan di balik perintah pembagian warisan yang telah di sebutkan. Orang-orang lantas mencari orang yng bisa memecahkan masalah-masalah yng Amat pelik. Proses yang telah di sebutkan tak gampang, lantaran setiap orang yng orang-orang jumpai diluar dugaan gagal memecahkan dilema yang telah di sebutkan. Sampai-sampai akhirnya perjalanan orang-orang hingga di hadapan menantu Nabi, Sayyidina Ali.
"Inilah solusi untuk masalah kalian," demikian Sayyidina Ali memberikan jawaban, "aku tambahkan seekor unta bagi atau bisa juga dikatakan untuk anda sekalian, menjadikan jumlahnya menjadi delapan belas ekor. Murid tertua di antara anda sekalian akan mendapatkan 1/2 dari jumlah itu, yaitu sembilan ekor. Murid yng usianya di pertengahan akan mendapatkan sepertiganya, yaitu enam ekor. Sedangkan murid termuda akan mendapatkan sepersembilannya, yaitu dua ekor. Semuanya berjumlah tujuh belas ekor. Seekor unta yng tersisa, itu untaku sendiri, maka kembalikanlah padaku.” Begitulah, para murid sudah menjumpai guru orang-orang yng baru.
Goresan pena di atas adalah adaptasi bebas dari kisah “Berbagi Unta” yng terdapat dalam buku ‘Thinkers of the East’ karya Idries Shah (Penguin Books, N.Y., 1979), yng diterjemahkan oleh Penerbit Pustaka, Bandung di dalam buku ‘Hikmah dari Timur’ (1982). Kisah-kisah berhikmah yng ‘melibatkan’ hewan ternak tidak sedikit terdapat di dalam khazanah pustaka, semenjak jaman dulu sampai-sampai saat ini. Tidak sedikit di antaranya terus dibacakan serta diulang-ulang lantaran mambawa manfaat serta pelajaran yng Amat bernilai.
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber


Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2016/05/kisah-sayyidina-ali-membagi-warisan-unta.html

Seputar Kisah Sayyidina Ali Membagi Warisan Unta

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Kisah Sayyidina Ali Membagi Warisan Unta