Sulitnya Orang Miskin Kuliah
Sulitnya Orang Miskin Kuliah | Referensi terbaru di 2017 via web Beternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Beternak. Artikel ini di beri judul Sulitnya Orang Miskin Kuliah. Konten ini untuk anda pembaca setia https://be-ternak.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Sulitnya Orang Miskin Kuliah terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Beternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Beternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Sulitnya Orang Miskin Kuliah di bawah ini dari situs web Beternak.
Penerimaan mahasiswa baru 2009/2010 mulai dibuka di seluruh perguruan tinggi dari Sabang hingga Merauke. Harapan serta keinginan anak-anak negeri bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh pendidikan tinggi pun Amat tinggi. Orang-orang berharap mampu menaikan pendidikannya, tak cuma di sekolah semata. Bekal pendidikan yng makin tinggi diharapkan mampu memberikan harapan baru guna memperbaiki masa depan diri serta lingkungannya.
Akan tetapi, yng menjadi problem saat ini, mampukah anak-anak orang miskin mengenyam pendidikan tinggi?
Yng terang, kebijakan pemerintah yang dengannya melegalkan privatisasi pendidikan, baik yng berbentuk badan bisnis milik negara (BUMN) pada sejumlah perguruan tinggi negeri -sebut saja UI, UGM, IPB, ITB- ataupun UU Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) mengenai pelepasan tanggung jawab pemerintah dalam subsidi biaya pendidikan tinggi, cukup menyulitkan anak-anak orang miskin menikmati dunia pendidikan tinggi.
Karena, imbas dari regulasi itu, perguruan tinggi mencari dana sendiri yang dengannya tips meninggikan harga pendidikan bagi siapa pun. Yang dengannya begitu, harapan supaya anak-anak orang miskin mampu menikmati bangku pendidikan tinggi ibarat panggang jauh dari api.
Berdasar pantauan yng saya lakukan di sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim), Amat tidak sedikit anak orang miskin berhenti sekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Itu belum lagi berbicara sejumlah besar anak orang miskin yng terkadang cuma tamat di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) serta (sekolah dasar).
Sementara dalam tingkat nasional, Departemen Pendidikan Nasional pula membeberkan temuannya pada 2008 bahwasanya angka putus sekolah tingkat SD tercantum 2,97 %, SMP 2,42 %, serta SMA 3,06 %. Fakta yang telah di sebutkan masih diperparah tingginya jumlah warga negara yng buta huruf. Data yng ada menunjukan, 15,4 juta penduduk berusia di atas 15 tahun menderita buta aksara. Itu Amat ironis.
Jadi, andaikan kita lantas mengharapkan anak-anak orang miskin menjadi pintar serta cerdas, itu ibarat menegakkan benang basah. Bila orang-orang lantas bermimpi tinggi supaya mempunyai masa depan cerah di lantas hari, hal yang telah di sebutkan akan gagal.
Andai akhirnya ngotot serta ''terpaksa'' masuk perguruan tinggi, orang tua orang-orang pun Perlu rela menjual serta ataupun menggadaikan harta keluarganya, semisal tanah, perhiasan, serta sejumlah harta benda bernilai lain-lainnya. Akhirnya, yng miskin tetap menjadi terbelakang serta terpinggirkan. Orang-orang gagal memperoleh ruang yng percis yang dengannya yng kaya bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai maupun meraih pendidikan tinggi.
Bila tidak sedikit anak orang kaya telah memegang gelar S-1, S-2 serta S-3, Amat tidak sedikit anak orang miskin cuma tamatan SMA, SMP, serta SD. Itulah potret kontras pendidikan antara anak-anak orang kaya serta miskin, ibarat langit serta bumi.
Tanggung Jawab Pemerintah
UU Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) menyatakan, fakir miskin serta anak-anak terlantar Perlu dipelihara negara. Sedangkan pasal 31 ayat (1) serta (2) menyatakan, pemerintah wajb membiayai pendidikan setiap warga negara. Pertanyaannya, apakah amanat konstitusi yang telah di sebutkan telah dijalankan pemerintah?
Selama ini pemerintah belum bisa atau mampu melaksanakan amanat yang telah di sebutkan meskipun angggaran pendidikan telah mencapai 20 %, baik dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2009 ataupun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2010.
Masih rendahnya kesadaran para elite bagi atau bisa juga dikatakan untuk memerhatikan nasib pendidikan kaum miskin adalah sebuah problem Amat utama. Para elite lebih sibuk mikirin kepentingan pribadi serta golongannya. Orang-orang tak serta belum mempunyai komitmen politik bagi atau bisa juga dikatakan untuk benar-benar berjuang demi kepentingan nasib kaum miskin. Lemahnya etos kerja orang-orang dalam berbuat secara nyata masih Amat marak muncul.
Sebenarnya problem yang telah di sebutkan akan selesai bila birokasi yng membidangi pendidikan benar-benar disembuhkan dari penyakit mental koruptif serta profesionalisme yng rendah. Cuma, supaya kondisi itu tercipta, presiden bersama jajarannya Perlu melakukan penyehatan birokrasi secara total serta masif.
Pertama, Perlu di lakukan pergantian pimpinan secara besar-besaran, baik di tingkat pusat ataupun daerah. Langkah itu adalah sebuah terobosan kebijakan yng cukup reformatif dalam membangun birokrasi yng sehat menjadikan di lantas hari bisa bekerja secara profesional.
Kedua, memberikan ruang anggaran pendidikan secara penuh guna memberikan pelayanan pendidikan tinggi bagi anak orang miskin. Itu Perlu dilaksanakan secara tegas. Langkah yang telah di sebutkan Perlu didukung database yng valid mengenai jumlah anak-anak orang miskin yng akan melanjutkan pendidikan tinggi. Yang dengannya begitu, rekayasa yng bertujuan menguntungkan pihak-pihak tertentu mampu dihindarkan.
Saat ini apakah pemerintah telah mempunyai konsep sedemikian rupa guna menaikan kualitas pendidikan tinggi bagi atau bisa juga dikatakan untuk anak-anak orang miskin? Warga atau juga bisa dikatakan masyarakat cuma berharap supaya kepedulian serta kehendak politik pemerintah dalam mengentas kemiskinan pendidikan di negeri ini benar-benar diwujudkan secara nyata. Keberanian politik dalam mengambil kebijakan pendidikan yng betul-betul berpihak demi kepentingan rakyat miskin benar-benar diharapkan.
Bila masa jabatan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tinggal menghitung waktu saja, rakyat kini tinggal menggantungkan harapan pendidikan yng lebih baik kepada pemerintahan baru periode 2009-2014. Mudah-mudahan pemilihan legislatif 9 April lantas serta pemilihan presiden mendatang bisa atau mampu melahirkan para pemimpin yng berhati nurani rakyat serta mempunyai kesadaran kerakyatan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperjuangkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi serta golongan.
*)oleh: Moh. Yamin, aktivis Freedom Institute for Social Reform (FISoR) Malang.
bersumber dari laman jawapos.com
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber
Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2009/05/high-cost-education-in-our-country.html
Seputar Sulitnya Orang Miskin Kuliah
Terima kasih telah membaca Sulitnya Orang Miskin Kuliah. Semoga pos dari situs web Beternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Beternak. Silakan berbagi ulasan Sulitnya Orang Miskin Kuliah tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Beternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Beternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Sulitnya Orang Miskin Kuliah yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Beternak di bawah. Demikan dan sekian tentang Sulitnya Orang Miskin Kuliah. Dan Assalamualaikum pembaca Beternak.