Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya
Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya | Referensi terbaru di 2017 via web Beternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Beternak. Artikel ini di beri judul Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya. Konten ini untuk anda pembaca setia https://be-ternak.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Beternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Beternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya di bawah ini dari situs web Beternak.
Usianya baru 25 tahun. Pendidikan terakhirnya pun cuma madrasah aliyah. Akan tetapi, panggilan dokter "endog" atau juga dokter telur sudah melekat kepada Kemaludin, warga Kampung Sukahurip, Desa Sinagar, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pasiennya merupakan ratusan penetas telur bebek, peternak bebek, serta petugas dinas peternakan di Tasikmalaya.
Sejak tahun 2009, Kemaludin bak pelita bagi siapa pun yng ingin menetaskan telur bebek. Beragam pertanyaan wacana penetasan telur bebek dijawabnya yang dengannya senang hati, tanpa bayaran. Warung makan, pos ronda, rumah warga, serta tempat tinggalnya sendiri kerap menjadi ruang kelas. Umumnya, ia membawa alat pemeriksaan telur yng dibuat sendiri. Alat itu terbuat dari lampu neon 10 watt yng dibalut kertas tebal.
Kemaludin mengujarkan, ada beberapa hal penting yng selalu ia tekankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memeriksa telur. Hal itu di antaranya melindungi suhu ideal 36-37 derajat celsius, disiplin waktu pemeriksaan telur, dan tips melatih sensor hidung serta tangan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memeriksa apakah ada telur busuk ataupun tak.
Pendampingan itu tak percuma. Sendirian menetaskan telur tiga tahun lantas, kini sekitar 200 warga Sukaratu menekuni bidang ini. Ibu keluarga, pemuda pengangguran, serta buruh berpenghasilan minim telah menikmati keuntungan dari bisnis penetasan telur.
"Satu orang minimal menetaskan 300 telur per bulan dengan modal sekitar Rp 1,5 juta. Setelah dijual, biasanya penetas telur bisa mendapatkan keuntungan Rp 500.000- Rp 600.000 per bulan," ujar Kemaludin.
Minim modal
Persinggungan Kemaludin yang dengannya penetasan telur dipengaruhi ketiadaan biaya melanjutkan sekolah. Seusai memutuskan bekerja selama tiga tahun di Samarinda, Depok, serta Jakarta, Kemaludin melihat peternak bebek Sukaratu kerap kesulitan memperoleh anakan. Peternak Perlu membeli anak bebek ke kecamatan lain di Kabupaten Tasikmalaya, malah sampai-sampai ke Kota Tasikmalaya.
"Dari situ saya pikir, peluang itu bisa saya manfaatkan. Modal nekat karena sebenarnya terbentur biaya dan pengetahuan penetasan telur bebek," ujarnya.
Akhir tahun 2008, Kemaludin pun mulai mempersiapkan amunisinya. Berbekal uang tabungan Rp 500.000, ia membeli buku mengenai penetasan telur, bertanya kepada peternak bebek setempat, serta survei harga ke pedagang telur serta anakan bebek. Tatkala itu, kendala terbesarnya merupakan kebutuhan akan media penetasan. Bila membeli perlengkapan penetasan buatan pabrik, dibutuhkan modal Rp 1,5 juta-Rp 2 juta per unit. Jumlah yang telah di sebutkan taklah barangkali ia dapatkan tatkala itu.
Otaknya dipaksa berpikir. Sampai-sampai suatu waktu ia melihat lemari baju pakaian milik saudaranya yng tidak terpakai lagi. Dia pun berkreasi yang dengannya alat yng ada. Yang dengannya menambahkan tiga lampu berkekuatan 5 watt serta termometer, Kemaludin merubah lemari itu menjadi media penetasan darurat yang dengannya kapasitas 300 butir telur.
Awal mulanya, metode itu tak berjalan semulus harapan. Seusai 28 hari masa penetasan, cuma 100 telur dari 200 telur yng menetas. Sisanya busuk serta tak menetas. Penyebabnya, listrik yng Suka putus di Sukaratu. Dalam sehari, listrik mampu padam berjam-jam tanpa karena pasti. Akibatnya, telur tidak memperoleh suhu Anget ideal menjadikan menimbulkan kematian janin.
"Telur mati atau busuk harus segera disingkirkan karena berbahaya merusak telur lain. Gas amoniak dari telur busuk bisa menular pada telur lainnya," ujarnya.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi masalah putus sambung listrik, Kemaludin berinovasi yang dengannya minyak jelantah. Diletakkan di bawah media penetasan, pemanas berbahan bakar minyak jelantah menjadi bahan bakar pengganti penghangat telur. Hasil nya memuaskan. Tatkala listrik putus, telur mendapatkan kehangatan dari api berbahan minyak jelantah. "Tingkat kegagalan penetasan telur bisa ditekan menjadi 2-3 persen," ujarnya.
Pemuda pelopor
Perlahan, jumlah telur yng ditetaskan makin tidak sedikit serta memberikan keuntungan ekonomi lebih besar. Keuntungannya, dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat media penetasan baru. Pengembangan teknis di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memaksimalkan hasil penetasan.
Dia pun lantas memodifikasi media penetasan ala lemari baju itu. Kemaludin membuat lemari kayu khusus tingkat empat berukuran 124 x 70 x 60 sentimeter. Lemari yang dengannya dimensi semisal itu bisa atau mampu menampung 500-600 telur. Media penetasan baru itu dilengkapi lima lampu berkekuatan 5 watt, termometer, pemutus arus bila suhu terlalu tinggi, serta higrometer bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengukur kelembaban media penetasan.
Telur yng ditetaskan bertambah tidak sedikit. Dalam sebulan, ia mampu menetaskan 5.000 telur yang dengannya omzet Rp 15 juta per bulan. Bebek hasil penetasan berusia 2-3 hari dijual Rp 6.500 per ekor bagi atau bisa juga dikatakan untuk betina serta Rp 2.500 per ekor bagi atau bisa juga dikatakan untuk jantan. Nyaris tak ada yng tersisa lantaran sebelum menetas, telur telah dipesan peternak bebek.
"Pernah ada pesanan dari perusahaan katering maskapai penerbangan terbesar di Indonesia. Mereka meminta 1.000 bebek per hari. Terpaksa ditolak karena kami belum mampu menyediakan," kata Kemaludin.
Keberhasilannya memutar otak serta memberdayakan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat sekitar memicu pengakuan positif. Inovasi pembuatan alat tetas simpel membawanya merengkuh Pemuda Pelopor Kabupaten Tasikmalaya serta Jawa Barat pada tahun 2011 pada bagian teknologi tepat guna. Ia menyisihkan karya pemuda lain bermodal puluhan kali lebih besar.
Namun, Kemaludin mengujarkan tak mau tinggi hati. Lewat Kelompok Penetasan Unggas Jaya Mekar Sukaratu yng digagas bersama teman-temannya, ia mengajak pemuda desa yng tidak bekerja serta berpenghasilan minim bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisnis menetaskan telur. Satu media penetasan dihibahkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipakai seluruh anggota.
"Sekarang baru ada satu media tetas yang diputar bergiliran sebulan sekali kepada 30 anggota. Prioritas diberikan bagi yang belum punya media penetasan. Kalau sudah ada uang, saya ingin buat beberapa lagi," ujarnya.
Selain itu, ia pula masih belajar wacana peningkatan nilai ekonomi telur bebek, semisal mengolahnya menjadi makanan olahan serta pembesaran bebek.
"Banyak pekerjaan rumah yang belum selesai. Semoga di tengah keterbatasan modal, kami bisa terus berinovasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," kata Kemaludin.
sumber: tribunjabar.com
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber
Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2012/01/kemaludin-dokter-endog-dari-tasikmalaya.html
Seputar Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya
Terima kasih telah membaca Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya. Semoga pos dari situs web Beternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Beternak. Silakan berbagi ulasan Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Beternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Beternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Beternak di bawah. Demikan dan sekian tentang Kemaludin, Dokter Endog dari Tasikmalaya. Dan Assalamualaikum pembaca Beternak.