Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia
Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia | Referensi terbaru di 2017 via web Beternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Beternak. Artikel ini di beri judul Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia. Konten ini untuk anda pembaca setia https://be-ternak.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Beternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Beternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia di bawah ini dari situs web Beternak.
Domba Marco Polo (Ovis Ammon Polii) pendapat dari wikipedia merupakan subspesies dari domba argali serta tempat asal hidupnya berada di daerah pegunungan Asia Sedang. Hewan ini mempunyai kekhasan yng ditunjukkan lebih-lebih oleh tanduknya yng berukuran besar serta berbentuk melingkar. Di sayangkan status konservasi hewan yang telah di sebutkan berada dalam ancaman kepunahan, menjadikan banyak sekali upaya di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaga jumlah orang-orang serta melindungi dari perburuan komersial.
Nama binomial domba ini secara umum merupakan Ovis Ammon, semisal dijelaskan oleh ilmuwan Swedia Carl Linnaeus pada tahun 1758, serta seluruh anggota spesies yang telah di sebutkan biasa disebut 'argali'. Subspesies Marco Polo (Ovis Ammon Polii) pertama kali dijelaskan secara ilmiah oleh ahli zoologi Edward Blyth tahun 1841.
Domba ini Suka disebut "Marco Polo Argali" yng berasal dari nama penjelajah abad ke-13. Sang penjelajah, Marco Polo menggambarkan orang-orang dalam bukunya "The Travels of Marco Polo". Nama lain domba ini merupakan "Pamir Argali" serta di Provinsi Badakhshan Afganistan pula dikenal secara lokal menjadi "Nakhjipar".
Karakteristik
Domba ini lebih-lebih dikenal lantaran tanduk spiralnya yng panjang, yng mempunyai rentang sampai-sampai 140 cm (55 inci). Orang-orang mempunyai tanduk terpanjang diantara seluruh jenis domba, yang dengannya tanduk terpanjang yng pernah tercantum yakni 1,9 m (6,2 kaki) serta bobotnya mencapai 60 lbs (27 kg).
Tanduk domba Marco Polo sudah lama menjadi daya tarik yng ternama bagi para pemburu trofi ataupun hiasan dinding. Tanduk ini mulai tumbuh 15-20 hari seusai domba-domba yang telah di sebutkan lahir, serta pertambahan ukuran yng paling menonjol berlangsung selama tahun pertama hidupnya. Pertumbuhan ketebalan tanduk paling terlihat selama dua tahun pertama usianya.
Domba jantan dewasa rata-rata bobotnya mencapai 126 kg (280 lbs). Tinggi domba jantan sekitar 113 cm (44 inci) serta domba betina hingga 100 cm (39 inci). Kehamilan domba betina berlangsung sekitar 160 hari, yang dengannya normalnya berlangsung kelahiran tunggal. Kelahiran kembar tak biasa, namun ada pula catatan domba betina melahirkan lima ekor anak sekalian, serta kembar tiga pada kelahiran dua tahun sesudahnya.
Domba Marco Polo rata-rata mempunyai masa hidup 13 tahun. Tanduk domba mempunyai semacam cincin yng tumbuh setiap 12 bulan, menjadikan dengannya usia hewan jantan bisa ditentukan. Domba betina tak mempunyai tanduk, menjadikan lebih susah bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditentukan usianya.
Tempat asal
Kebanykan domba Marco Polo tinggal di Pegunungan Pamir, wilayah yng berdekatan yang dengannya perbatasan Afghanistan, Pakistan, Kyrgyzstan, Tajikistan serta Cina. Orang-orang tinggal di ketinggian antara 3.700 hingga 4.800 m diatas permukaan laut. Subspesiesnya hidup di bagian barat laut Distrik Hunza di sepanjang perbatasan Cina, menghuni perbatasan Kilik Mintaka serta daerah barat laut Taman Nasional Khunjerab. Domba Marco Polo pula menghuni Koridor Wakhan, di sepanjang perbatasan Afghanistan. Orang-orang membagikan tempat asal hidupnya yang dengannya binatang lain semisal Ibex Siberia.
Perilaku
Domba Marco Polo biasanya hidup dalam kelompok kecil terdiri atas beberapa lusin individu. Selama musim panas orang-orang masuk kedalam kawanan lebih kecil, yng terdiri jenis kelamin yng percis. Selama serta seusai musim kawin orang-orang membentuk kelompok yng lebih besar bagi atau bisa juga dikatakan untuk perlindungan serta penghematan energi.
Disaat musim kawin dimulai, domba jantan berjuang bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat dominasi diantara orang-orang. Cuma domba jantan dewasa (usia lebih dari 6 tahun) yng berjuang bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendominasi, serta seusai pemenang ditetapkan maka domba-domba jantan mulai memilih domba betina orang-orang. Para pejantan lantas akan memisahkan diri dari kelompok serta berbulan madu yang dengannya pasangannya selama satu ataupun dua bulan.
Terancam Kepunahan
Peneliti margasatwa menyatakan bahwasanya domba Marco Polo berada dalam ancaman kepunahan akibat perburuan komersial yng luas. Kegiatan berburu domba Marco Polo pertama kali menjadi ternama disaat Mohammed Zahir Shah, raja Afghanistan, memburu serta membunuh seekor domba jantan pada tahun 1950. Dia lantas menyatakan bahwasanya lembah dimana domba yang telah di sebutkan diburu menjadi tempat khusus berburu bagi atau bisa juga dikatakan untuk keluarga kerajaan Afghanistan. Konon tak hingga tahun 1968 seorang turis Amerika telah diizinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk berburu di tempat yang telah di sebutkan. Pemburu Amerika pada tahun 2008 diperkirakan membayar antara 20.000 hingga 25.000 dolar bagi atau bisa juga dikatakan untuk sebuah ekspedisi perburuan domba Marco Polo.
Jumlah populasi domba ini di Khunjerab pada tahun 1976 diperkirakan 300 ekor. Angka ini menurun menjadi paling tidak sedikit 160 ekor saja antara tahun 1978 hingga 1981, serta turun lagi menjadi cuma 45 ekor pada tahun 1991. George Schaller dari Wildlife Conservation Society memperkirakan populasi domba ini di dunia pada tahun 2003 ada sekitar 10.000 ekor, tinggal 1/2 dari yng diperkirakan Ronald Petocz pada tahun 1973. Kepadatan populasi orang-orang dicatat menjadi tidak lebih dari dua ekor per 1 kilometer persegi. Domba Marco Polo dimasukkan pada daftar pertama spesies dilindungi yng dikeluarkan oleh Badan Nasional Perlindungan Lingkungan Afghanistan, pada Juni 2009.
Pamir Peace Park
Pada tahun 2008, George Schaller meluncurkan kampanye bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaga domba Marco Polo. Ia mencatat bahwasanya seusai Taman Nasional Khunjerab didirikan oleh Pakistan pada tahun 1975, serta Cagar Alam Taxkorgan ditetapkan Cina pada tahun 1984, diluar dugaan kedua taman yang telah di sebutkan tak cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaga domba, lantaran adanya migrasi musiman orang-orang. Schaller lantas mengusulkan rencana perlindungan internasional pada tahun 1987 bagi atau bisa juga dikatakan untuk memecahkan masalah yang telah di sebutkan, namun upaya itu terhenti lantaran kesulitan politik.
"Tidak pernah mudah untuk mendapatkan pemerintah empat negara untuk menyepakati apa pun," kata Schaller wacana usahanya. Misinya merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjumpai sebuah tempat yng meliputi perbatasan Cina, Pakistan, Afghanistan serta Tajikistan di mana domba-domba itu akan dilindungi. Schaller menyebut tempat yng diusulkannya bernama "Pamir Peace Park".
Penjelajah
Situs pengajarplus.com mengutip sebuah goresan pena wacana laporan para peneliti Wildlife Conservation Society yng didukung USAID. Laporan yang telah di sebutkan menyatakan bahwasanya domba Marco Polo bepergian secara ekstensif di perbatasan pegunungan Afghanistan, Tajikistan, serta China.
Yang dengannya mempergunakan teknik tertentu terhadap ekstrak DNA dari sampel tinja, peneliti menjumpai bahwasanya domba Marco Polo di Pegunungan Pamir Afghanistan secara genetik terhubung yang dengannya domba di Tajikistan serta Cina, walaupun ketiga wilayah melalui medan yng menantang.
"Spesies seperti domba Marco Polo sulit untuk dipantau dengan kondisi terbaik, karena keterbatasan kemampuan kita untuk mengikuti mereka di habitatnya," kata Richard B. Harris, seorang ilmuwan satwa liar dari Universitas Montana serta Wildlife Conservation Society. Ia mengtakan, "Metoda non-invasif dapat menentukan tren populasi dan keterkaitan, hasilnya sangat berharga dalam memahami cara terbaik untuk melindungi hewan-hewan luar biasa."
Lantaran domba Marco Polo merupakan binatang yng susah dipahami bagi atau bisa juga dikatakan untuk dilacak, maka tim peneliti mengumpulkan sampel kotoran dari 172 domba dari lima daerah yng berbeda di Afghanistan, Tajikistan, serta Cina menjadi sarana bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjawab pertanyaan wacana keragaman genetik serta konektivitas hewan di wilayah ini.
Pemanfaatan
Tanduk domba Marco Polo digambarkan menjadi "sepanjang enam telapak tangan" serta dipakai oleh para gembala bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat kerajinan mangkuk besar, ataupun bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangun sangkar ternak. Persilangan domba Marco Polo yang dengannya domba domestik bisa menghasilkan potongan daging yng lebih besar serta lebih berotot. Daging domba Marco Polo dikatakan tidak lebih mirip rasa daging domba domestik, namun peneliti bagi atau bisa juga dikatakan untuk Komite Penasehat Inovasi Teknologi pada Dewan Riset Nasional Amerika Serikat memberikan kesimpulan bahwasanya daging hasil persilangan akan lebih ternama bagi konsumen. Domba Marco Polo bisa dibiakkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan lebih dari sekedar penghasil daging, lantaran tanduknya pula berharga, serta bulunya bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat pashmina.
foto: ecnyclopk.com & google
Share
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber
Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2012/04/marco-polo-domba-penjelajah-bertanduk.html
Seputar Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia
Terima kasih telah membaca Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia. Semoga pos dari situs web Beternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Beternak. Silakan berbagi ulasan Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Beternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Beternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Beternak di bawah. Demikan dan sekian tentang Marco Polo, Domba Penjelajah Bertanduk Terpanjang di Dunia. Dan Assalamualaikum pembaca Beternak.