Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali
Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali | Referensi terbaru di 2017 via web Beternak. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Beternak. Artikel ini di beri judul Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali. Konten ini untuk anda pembaca setia https://be-ternak.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Beternak dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Beternak di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali di bawah ini dari situs web Beternak.
Angin berembus tak begitu kencang di bawah pohon kopi daerah pegunungan Busungbiu, perbatasan antara Kabupaten Buleleng serta Tabanan, menambah keakraban tiga-empat petani yng beristirahat seusai menikmati santap siang.
Orang-orang beristirahat seusai membersihkan sela-sela tanaman kopi, berdiskusi kecil bagi atau bisa juga dikatakan untuk bersama-sama mencari pengganti menaikan pendapatan, di sedang kondisi ekonomi yng tidak lebih menguntungkan, yaitu makin "meroketnya" harga-harga kebutuhan bahan pokok.
Petani dalam satu kelompok diskusi kecil yng berbeda latarbelakang agama serta kepercayaan, yaitu Islam serta Hindu itu mengadakan dialog secara terbuka bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengembangan ternak kambing, menjadi pengganti menaikan pendapatan.
Keinginan petani kopi di Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, 110 km barat laut Denpasar bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembangkan ternak kambing mendapatkan respon positif dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali serta Dinas Peternakan setempat, tutur Ketua MUI Bali Haji Ahmad Hasan Ali (75).
Lelaki kelahiran Palembang, 19 Pebruari 1993 yng sudah menetap di Bali hampir selama 1/2 abad itu merespon keinginan petani kopi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengembangkan ternak kambing, lantaran bisnis yang telah di sebutkan memiliki prospek cerah.
Selain menaikan kesejahteraan petani, pula akan bisa atau mampu menyediakan matadagangan kambing dalam jumlah yng memadai yng selama ini selalu didatangkan dari daerah-daerah di Jawa Timur ataupun Nusa Tenggara Barat (NTB), lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha bagi umat Muslim setempat.
Ir Suprio Guntoro dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, segera melakukan penelitian terhadap mungkin pengembangan ternak kambing di sejumlah desa-desa di Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Penelitian yng di lakukan tahun 2004 itu menunjukan, lahan di bawah tanaman kopi Amat baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengembangan ternak kambing yng sanggup menaikan pendapatan petani dua kali lipat per tahunnya, dibandingkan cuma membudidayakan kopi.
Melihat hasil penelitian yang telah di sebutkan, MUI Bali yang dengannya dukungan Dinas Peternakan setempat langsung menggandeng Yayasan Sahabat Bali bagi atau bisa juga dikatakan untuk membantu bibit ternak kambing guna dikembangkan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat tani di bawah pohon kopi.
"Keterpaduan pemeliharaan ternak kambing-kopi dirintis sejak awal 2005 yang ternyata telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, di samping lebih meningkatkan keakraban umat Islam-Hindu di Bali," tutur pensiunan pegawai Bimas Islam Kanwil Departemen Agama Propinsi Bali itu.
Suami dari Hj Ni Massalma yng tampak sehat bugar di usia senjanya itu, berterus terang sudah beberapa kali melihat dari dekat bisnis peternakan kambing di bawah pohon kopi yng ditekuni ribuan petani Desa Sepang, Tista serta desa Sekitar Kecamatan Busungbiu.
Keterpaduan pemeliharaan kambing serta tanaman kopi yng dirintis petani Busungbiu sejalan yang dengannya upaya MUI Bali mengembangkan dialog serta memantapkan kerjasama lintas agama, menjadi upaya memantapkan kerukunan yng selama ini mesra serta harmonis, hidup berdampingan satu percis lain-lainnya.
Agama Islam masuk wilayah Kabupaten Buleleng, bekas pusat ibukota Sunda Kecil yng wilayahnya meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat serta Nusa Tenggara Timur, pada tahun 1587 dibawa oleh tiga orang umat Islam dari Jawa yng menjadi pengantar gajah hadiah Dalem Solo.
Pusat Islam tertua di Bali utara pendapat dari Ketut Ginarsa serta Suparman Hs yng ikut menyusun buku sejarah masuknya agama Islam ke Bali, merupakan Banjar Jawa yng lantas menyebar ke daerah sekitarnya antara lain Pegayaman.
Berlipat Ganda
Ir Suprio Guntoro yng sudah melakukan penelitian serta pengkajian terhadap keterpaduan pemeliharaan ternak kambing-tanaman kopi di Kecamatan Busungbiu mengujarkan, selain menaikan keabraban petani pula bisa atau mampu menaikan pendapatan berlipat ganda.
Petani yng memelihara satu hektar tanaman kopi, awal mulanya cuma berpenghasilan Rp10 juta per tahun. Akan tetapi yang dengannya memelihara sepuluh sampai-sampai 12 kambing induk pendapatannya bertambah menjadi Rp21 juta per tahunnya ataupun dua kali lipat.
Petani desa bagi atau bisa juga dikatakan untuk meraup penghasilan yng lumayan besar itu tak butuh susah-susah mencari hijauan pakan ternak bagi atau bisa juga dikatakan untuk kambing piaraannya. Rumput yng tumbuh serta daun dadap menjadi tanaman peneduh menjadi makanan kambing sehari-hari.
Kambing induk yng dipelihara itu setiap dua tahun memiliki tiga anak, menjadikan 12 ekor induk setiap 12 bulan akan beranak 18 ekor. Sesudah dipelihara delapan-sembilan bulan, laku seharga Rp 1 juta/per ekor.
Kambing jenis peranakan ettawa (unggul) itu selain dagingnya gurih pula menghasilkan susu yng bisa memberikan nilai lebih.
Dampak positif lain-lainnya yng bisa dinikmati petani, merupakan kemudahan tak membeli pupuk bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyuburkan tanaman kopi, lantaran mampu mempergunakan serta memanfaatkan kotoran ataupun air kencing kambing ternak piaraan.
Pemupukan lahan kopi seluas satu hektar, petani butuh pemeliharaan ternak kambing 10 sampai-sampai 12 ekor. Hal itu telah di lakukan petani kopi di Desa Sepang serta Desa Tista. "Berkat keterpaduan pemeliharaan ternak kambing-tanaman kopi, sekaligus mampu meningkatkan populasi kambing di Bali," tutur Guntoro.
Populasi kambing di Bali tercantum 100.000 ekor, dinilai masih tidak lebih, mengingat bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan masih didatangkan dari daerah tetangga Jawa Timur serta Nusa Tenggara Barat.
Pengembangan ternak kambing pendapat dari Kepala Dinas Peternakan Propinsi Bali Ir Ida Tidak jelek alias bagus Ketut Alit, cuma di lakukan di daerah-daerah tertentu, berbeda halnya yang dengannya pemeliharaan babi serta sapi yng hampir merata di pelosok pedesaan Bali.
Ke depan pengembangan ternak kambing butuh lebih diintensifkan minimal bisa atau mampu memenuhi kebutuhan lokal ataupun persediaan matadagangan antarpulau.
Program keterpaduan itu kini dikembangkan yang dengannya sasaran lebih luas yaitu pengembangan ternak sapi, kambing yang dengannya seluruh komoditi pertanian ataupun perkebunan, menjadi upaya mewujudkan pembangunan pertanian ramah lingkungan.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyuburkan lahan petani tak lagi bergantung pada pupuk urea, akan tetapi mampu mempergunakan serta memanfaatkan limbah kotoran dari ternak dan mempergunakan pembasmi hama secara alami, ujar Guntoto. (ANT)
JY
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber
Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2009/06/ternak-kambing-akrabkan-islam-hindu-di.html
Seputar Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali
Terima kasih telah membaca Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali. Semoga pos dari situs web Beternak berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Beternak. Silakan berbagi ulasan Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Beternak melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Beternak untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Beternak di bawah. Demikan dan sekian tentang Ternak Kambing Akrabkan Islam-Hindu di Bali. Dan Assalamualaikum pembaca Beternak.