Sapi Bali : To Produce Best Cattle in Indonesia

- Agustus 12, 2017

Sapi Bali : To Produce Best Cattle in Indonesia

 
Pembaca blog Pulang Sangkar yng budiman, telah lama kita sadari bahwasanya peran alumni fakultas peternakan, salah satunya kita alumni fapet UNPAD didalamnya, belum maksimal dalam ikut menaikan kondisi dunia peternakan Indonesia. Namun bukannya permisif, urusan ini memanglah terkait tidak sedikit hal yng kompleks, yng memerlukan penyelesaian secara komprehensif juga. Padahal pada tatkala yng percis kita menyadari potensi peternakan Indonesia sebetulnya Amat potensial.
Berikut admin kutipkan informasi dari Kompas.com, mengenai potensi sapi bali dalam menghasilkan ternak unggul. Mudah-mudahan kejayaan dunia peternakan Indonesia bukanlah cuma utopia, akan tetapi suatu harapan yng akan menjadi fakta.

Dari Sapi Bali Lahir Sapi Unggul
Rabu, 10 Desember 2008 | 08:33 WIB
Yang dengannya introduksi teknik rekayasa pembibitan serta budidaya, Indonesia mulai berswasembada beras serta berencana mengekspornya tahun yang akan datang. Prestasi ini menimbulkan perlakuan percis bagi atau bisa juga dikatakan untuk peternakan sapi. Target Indonesia berswasembada daging ternak ini dalam lima tahun mendatang.
Sejak lama Indonesia menghadapi defisit daging sapi. Kebutuhan komoditas pangan ini belum bisa dipenuhi oleh produksi daging sapi dalam negeri menjadikan impor daging sapi ataupun sapi bakalan masih di lakukan. Pada tahun 2007, impor daging sapi dari banyak sekali negara mencapai 270.000 ton serta cenderung terus meningkat. Sampai-sampai tahun 2015 yang dengannya penduduk mencapai 253 juta jiwa diperkirakan defisit daging sapi hampir 334.000 ton.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu pemerintah mulai melirik sapi bali menjadi sapi lokal unggulan. Pendapat dari Menteri Negara Riset serta Teknologi Kusmayanto Kadiman disaat berkunjung ke Agro Techno Park (ATP) Jembrana serta Nusa Penida, Bali, pekan lantas, budidaya sapi bali yang dengannya teknik peternakan modern memungkinkan Indonesia berswasembada sapi dalam lima tahun mendatang.
Sapi bali terpilih bagi atau bisa juga dikatakan untuk program nasional pengembangan peternakan sapi potong lantaran mempunyai beberapa kelebihan. Sapi yng hidup di Pulau Dewata serta Nusa Penida dikenal menjadi sapi bali murni. Kemurnian genetikanya sudah dilindungi yang dengannya Aturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2004 serta Perda No 2/2003 yng melarang bibit sapi bali betina keluar dari wilayah provinsi ini.
Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat jenis penyakit, yakni jembrana, penyakit mulut serta kuku, antraks, dan MCF, pula tinggi tingkat reproduksi serta kualitas dagingnya. Sapi Nusa Penida pula menghasilkan vaksin penyakit jembrana.
Tatkala ini, rasio populasi sapi bali di Nusa Penida antara betina serta jantan tergolong ideal dijadikan pusat pengembangan sapi, yakni 2,4: 1 pada tahun 2006—pendapat dari data Dinas Peternakan Bali. Nusa Penida ditetapkan menjadi daerah Konservasi Sapi Bali.
Pengembangan sapi bali di Nusa Penida diusulkan oleh Sentana Putra, pakar teknologi peternakan dari Universitas Udayana (Unud). Potensi menjadi pusat konservasi serta pengembangan sapi Bali dirumuskan tahun 2000 serta 2005 melalui pengkajian peneliti dari Unud serta Pemkab Klungkung serta Pemprov Bali.
Pengembangan Nusa Penida menjadi daerah pengembangan sapi bali terbuka yang dengannya kemufakatan Pemprov Bali serta pemerintah pusat bagi atau bisa juga dikatakan untuk membangun fasilitas pelabuhan, penyediaan kapal roro, pembangkit listrik serta pompa air, serta mesin pengolah biji jarak.
Pendapat dari riset peneliti dari Unud, tempat yng layak dijadikan daerah pusat konservasi serta pengembangbiakan sapi merupakan Bukit Mundi, Desa Klumpu—10 hektar. Di sana di lakukan produksi semen beku, pemuliaan bibit, penggemukan, pemantauan penyakit, penanaman pakan, pabrik mini bagi atau bisa juga dikatakan untuk formulasikan serta memproduksi ransum ternak, pengolahan limbah peternakan menjadi gas bio serta pupuk organik.
ATP Jembrana
Di Pulau Bali, pemprov bekerja percis yang dengannya Kementerian Negara Riset serta Teknologi (KNRT) mengembangkan ATP Jembrana di Bali Barat di lahan seluas 5 hektar bekas kebun koleksi tanaman hortikultura Provinsi Bali.
ATP Jembrana mulai dikembangkan Maret 2007 sampai-sampai lima tahun mendatang yang dengannya melibatkan peneliti dari LPND Ristek terkait antara lain LIPI, BPPT, serta Batan.
Pengembangan sapi bali di daerah ATP ini, kata I Wayan Budiastra, Koordinator ATP KNRT, diharapkan bisa mengatasi tiga masalah besar, yakni menurunnya populasi serta mutu sapi bali, persilangan satu keluarga (imbreeding), serta terbatasnya kanal petani/peternak akan teknologi peternakan modern, salah satunya teknologi pertanian terpadu (biocyclofarming).
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menstimulasi peningkatan populasi di lakukan program intensifikasi sapi potong, pelaksanaan program sejuta akseptor inseminasi buatan (IB), pembangunan pusat penanaman bibit sapi di pedesaan serta pendirian pusat agrobisnis komoditas unggul.
Upaya peningkatan populasi sapi butuh diakselerasi melalui penerapan teknologi supaya sasaran swasembada daging pada tahun 2010 bisa tercapai.
Program ATP Jembrana, kata Syahruddin Said, peneliti Bioteknologi Reproduksi Ternak LIPI, difokuskan pada penerapan serta alih teknologi pembibitan sapi bali, yakni transfer embrio serta IB sexing serta program lain yng mendukung pembibitan sapi Bali serta siklus pertanian terpadu semisal teknologi pakan, pengolahan kotoran sapi, biogas serta budidaya hijauan makanan ternak (HMT), salah satunya pula budidaya hortikultura serta teknologi pembenihan ikan.
Pembibitan sapi unggul difokuskan pada kelompok tani yang dengannya supervisi teknologi dari ATP. Sebanyk 17 kelompok tani terikat perjanjian gaduh sapi yang dengannya ATP (model yng umum dipakai Direktorat Jenderal Peternakan). Setiap kelompok mendapatkan 10 induk sapi betina menjadikan sapi ATP yng ada di kelompok berjumlah 180 ekor.
Sebanyk 20 ekor sapi betina akan menjadi kelompok seusai mengembalikan 20 anak sapi paling lama tiga tahun. Anak sapi yng dikembalikan akan digulirkan kembali pada kelompok lain yng belum mendapatkan sapi gaduh. ”Diharapkan yang dengannya program ini populasi sapi bali akan meningkat pendapat dari deret ukur,” urainya.
Kegiatan embrio transfer pula dilaksanakan di ATP Jembrana. Pada 2008 sudah diperoleh 2.200 straw ataupun dosis sperma sexing serta sudah diaplikasikan pada 220 sapi betina, menghasilkan 52 anak sapi.
Teknologi penggemukan sapi di lakukan pada 78 sapi jantan di ATP yang dengannya menerapkan kombinasi HMT serta formulasi konsentrat pakan hasil litbang Batan, BPPT, serta LIPI. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi keterbatasan HMT, khususnya pada musim kemarau, dipakai teknologi pakan suplemen UMMB serta SPM berbasis sumber daya lokal yng menjadi target pengembangan ATP mendatang.
Yuni Ikawati
link : klik disini
Silakan copy-paste yang dengannya tetap mencantumkan link sumber


Sumber Rujukan Dan Gambar : http://www.pulangkandang.com/2009/04/sapi-bali-to-produce-best-cattle-in.html

Seputar Sapi Bali : To Produce Best Cattle in Indonesia

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Sapi Bali : To Produce Best Cattle in Indonesia